Silaturahmi Akbar LKAAM "Baiyo Batido", Gaungkan Semangat Kebersamaan untuk Kemajuan Adat dan Sumbar
PADANG – 13 APRIL 2025 - Di bawah kepemimpinan Prof. Dr. H. Fauzi Bahar, M.Si Datuk Nan Sati, Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat hari ini, Minggu (13/4/2025), menunjukkan komitmen kuatnya dalam merajut silaturahmi dan mencari solusi bersama. Melalui helatan akbar bertajuk "BAIYO BATIDO: Kusuik Manyalasai, Karuah Mampajaniah", Fauzi Bahar mengumpulkan para pemangku kepentingan di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), menegaskan peran sentral LKAAM dalam menjaga marwah adat dan mendorong kemajuan Ranah Minang.
Sejak awal acara, Fauzi Bahar, selaku Ketua LKAAM Sumbar, tampil sebagai tuan rumah yang hangat. Dalam sambutannya, ia tak henti menyampaikan rasa terima kasih mendalam atas kehadiran para tokoh penting yang meluangkan waktu di hari Minggu. Baginya, kehadiran H. Ossy Dermawan mewakili Kementerian ATR/BPN RI, Anggota DPR RI H. Arisal Aziz, Gubernur beserta jajaran Forkopimda Sumbar, dan terkhusus para Niniak Mamak dari seluruh penjuru Sumatera Barat, adalah suntikan semangat luar biasa.
"Kehadiran Bapak-bapak dan Niniak Mamak semua hari ini adalah bukti kecintaan kita bersama terhadap adat dan daerah ini," ungkap Fauzi Bahar dalam narasi sambutannya. Ia menekankan bahwa tema "Baiyo Batido" bukan sekadar nama, melainkan filosofi kerja LKAAM di bawah kepemimpinannya – sebuah upaya kolektif untuk "mengurai benang kusut dan menjernihkan air keruh" dalam menghadapi berbagai tantangan adat dan sosial.
Sorotan utama tertuju pada interaksi Fauzi Bahar dengan H. Arisal Aziz, Anggota DPR RI periode 2024-2029 dari Dapil Sumbar II. Ketika Arisal Aziz, sosok yang dikenal merakyat, menyatakan apresiasi dan inisiatifnya untuk mendukung penuh kegiatan LKAAM dan Niniak Mamak, Fauzi Bahar menyambutnya dengan tangan terbuka dan rasa syukur.
"Kami di LKAAM Sumbar sangat menyambut baik dan berterima kasih atas kepedulian serta niat tulus Bapak H. Arisal Aziz. Dukungan dari wakil kita di pusat seperti beliau ini sangat berarti untuk kemajuan lembaga adat kita dan kesejahteraan para Niniak Mamak," ujar Fauzi Bahar, menggambarkan betapa pentingnya sinergi antara LKAAM dengan para pembuat kebijakan. Baginya, dukungan ini adalah modal penting untuk merealisasikan program-program LKAAM ke depan.
Lebih jauh, Fauzi Bahar memastikan bahwa pertemuan ini tidak hanya seremonial. Ia mengarahkan forum silaturahmi ini juga sebagai wadah bertukar pikiran mengenai isu-isu strategis, termasuk kemajuan daerah Sumatera Barat. Hal ini mencerminkan visi kepemimpinannya yang melihat LKAAM sebagai mitra pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan, memastikan nilai-nilai adat "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" tetap menjadi roh pembangunan di Sumbar.
Acara "Baiyo Batido" yang digagas Fauzi Bahar ini menjadi penanda penting upaya LKAAM Sumbar dalam memperkuat soliditas internal, menjalin komunikasi efektif dengan berbagai pihak, dan menegaskan kembali relevansi lembaga adat di tengah dinamika zaman, semua demi terwujudnya Minangkabau yang maju dan bermartabat. (Jr)