Jalan Andalas Padang: Sebuah Dilema Klasik yang Mengetuk Nurani dari Mantan Kepala Ombudsman

PADANG - 18 APRIL 2025 - Di tengah denyut kehidupan Kota Padang yang kian padat, persoalan kemacetan seolah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian warganya. Pada jam-jam krusial, ketika aktivitas memuncak di pagi maupun sore hari, urat-urat nadi transportasi kota kerap tersendat, menciptakan gulungan kemacetan yang menguras waktu dan kesabaran. Sorotan tajam terhadap dilema klasik ini datang dari sosok yang pernah berada di garda terdepan pengawasan pelayanan publik di Ranah Minang, Yunafri, S.H., yang menjabat sebagai Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Barat periode 2012-2017.

Yunafri secara spesifik menunjuk satu titik yang menjadi simpul penderitaan pengguna jalan: Jalan Raya Andalas, tepatnya di depan bangunan sederhana TK Budi Muliya. Di sanalah, pada puncak kepadatan lalu lintas, kendaraan melambat hingga berhenti total, menciptakan antrean panjang yang 'mengular'. Penyebabnya, menurut Yunafri, adalah kontras yang mencolok antara volume kendaraan yang tumpah ruah melewati jalan tersebut dengan kondisi fisik jalan itu sendiri.

"Kondisi jalan sempit dan rusak 'berlomba'," ujar Yunafri, menggambarkan betapa tidak memadainya infrastruktur eksisting menghadapi beban lalu lintas. Kerusakan jalan menambah penderitaan pengendara, sementara lebar yang terbatas membuat manuver sulit dilakukan. Ditambah lagi, keberadaan tempat berputarnya kendaraan di lokasi tersebut semakin memperparah sumbatan, menjadikannya titik 'bottleneck' yang efektif melumpuhkan arus.

Yang membuat situasi ini terasa kian miris di mata Yunafri adalah fakta bahwa fenomena kemacetan di titik ini bukanlah cerita kemarin sore, melainkan sebuah dilema menahun yang seolah luput dari sentuhan penyelesaian yang fundamental. Ia mengamati, ironisnya, jalan yang sempit dan macet ini justru sering dilalui oleh kendaraan-kendaraan para pemangku kebijakan di kota ini, mulai dari mobil pejabat Pemerintah Kota Padang hingga kendaraan dinas Ketua dan anggota DPRD Kota Padang.

"Sementara mobil pejabat Pemko Padang bahkan ketua dan anggota DPRD Kota Padang-nya sering melewati jalan ini," ungkap Yunafri, menyiratkan sebuah harapan agar mereka yang secara langsung merasakan dampaknya tergerak untuk mengambil tindakan nyata. Keberadaan para pengambil keputusan di tengah himpitan kemacetan ini seharusnya menjadi pengingat harian akan urgensi masalah yang dihadapi rakyatnya.

Dengan nada penuh harap, Yunafri mendesak agar Pemerintah Kota Padang segera menunjukkan kepedulian yang lebih besar. Solusi yang ia tawarkan pun lugas dan mendasar: pelebaran dan pengaspalan ulang jalan. Ia percaya, dengan sentuhan infrastruktur yang memadai, kapasitas jalan akan meningkat signifikan, dan "kedepannya kemacetan dapat dieliminir." Desakan ini bukan sekadar kritik, melainkan sebuah panggilan agar pemerintah kota segera bertindak, mengembalikan kelancaran mobilitas warga, dan mengurai simpul kemacetan yang telah lama mencekik di Jalan Andalas. (And) 


Topik Terkait

Baca Juga :