Helmi Susanti: Halal Bi Halal sebagai Upaya Mempererat Silaturahmi Keluarga Besar Minang Suku Jambak

PADANG - 13 APRIL 2025 – Sebuah kehangatan persaudaraan terasa begitu kental di Ruang Rapat Bagindo Azis Chan Balaikota Padang hari itu. Sebagai Sekretaris penyelenggaraan acara, saya, Helmi Susanti, SH.,MKn, menyaksikan sendiri bagaimana 186 anggota komunitas Masyarakat Minang Suku Jambak berkumpul dalam semangat Halal Bi Halal. Ini bukan sekadar acara silaturahmi biasa, melainkan sebuah upaya sungguh-sungguh untuk merajut kembali ikatan keluarga besar yang mungkin sempat terpisah oleh jarak dan waktu.

Tema yang kami usung, “Dengan Halal Bi Halal Kita Bangun Silaturahmi Keluarga Besar Masyarakat Minang Suku Jambak. Mangumpuan Nan Taserak, Manjapuik Nan Tatingga,” bukan sekadar rangkaian kata indah. Bagi kami, ini adalah panggilan jiwa. "Mangumpuan nan taserak, manjapui nan tatingga" – mengumpulkan yang berserakan, menjemput yang tertinggal – adalah esensi dari mengapa acara ini begitu penting. Sebagai seorang perempuan Minang, seorang "bundo kanduang" dalam komunitas ini, saya merasakan betul bagaimana arus modernisasi dan pesatnya perkembangan teknologi dapat menjauhkan anak kemanakan kita dari akar budaya Minang yang kaya.

Di era digital ini, tantangannya memang besar. Anak-anak muda kita terpapar pada berbagai pengaruh global, dan terkadang, tradisi adat budaya Minangkabau terasa asing bagi mereka. Namun, di sinilah letak peran strategis "bundo kanduang." Seperti pepatah Minang yang berbunyi, "pai tampek batanyo, pulang tampek barito" (pergi tempat bertanya, pulang tempat memberi kabar), kami para ibu dan perempuan Minang memiliki tanggung jawab besar untuk membimbing dan mengarahkan generasi penerus ke jalan kebaikan, berlandaskan nilai-nilai luhur adat Minang.

Sungguh membahagiakan melihat antusiasme keluarga besar rang Jambak yang hadir dari berbagai penjuru. Kami menyambut hangat kedatangan saudara-saudara kami dari Rantau Muaro Bungo, Jambi, para perantau yang jauh-jauh datang dari Jawa, serta tentu saja, keluarga besar dari Kubung 13 Salayo Solok, Pariaman, dan Kota Padang sendiri. Kehadiran mereka adalah bukti nyata kerinduan akan kebersamaan dan keinginan untuk mempererat tali persaudaraan.

Rangkaian acara yang telah disusun dengan apik oleh pembawa acara, Zulhelman Pandeka Dirajo, pun berjalan dengan lancar. Dimulai dengan penampilan silat tradisi Minang yang memukau, dilanjutkan dengan lantunan ayat suci Al-Qur'an yang menenangkan hati. Semangat nasionalisme berkobar saat lagu Indonesia Raya berkumandang, diikuti dengan alunan merdu lagu-lagu Minang yang dibawakan oleh kelompok paduan suara "bundo kanduang." Laporan dari ketua pelaksana, Gusli, SH, MH, memberikan gambaran jelas tentang persiapan dan tujuan acara ini.

Kami juga mendengarkan dengan saksama sepatah kata dari ninik mamak perwakilan dari rantau Muaro Bungo, yang diwakili oleh Junaidi Rajo Bilang. Beliau menyampaikan bagaimana perkumpulan rang Jambak di Muaro Bungo memiliki visi yang sama, yaitu untuk saling menyatukan dan menjaga satu sama lain. Sambutan dan tausyiah dari ninik mamak kita, Drs. Suardi Zen Datuak Garang, juga sangat berkesan. Sebagai sesepuh, beliau mengingatkan kami akan pentingnya menjaga lisan, hati, dan memperbaiki perangai. Beliau juga menekankan bahwa Solok, khususnya Kubung 13 Salayo, adalah cikal bakal masyarakat adat yang kemudian mendiami nagari-nagari di Kota Padang. Pesan beliau sangat jelas: peran ninik mamak dan bundo kanduang sangat krusial dalam membina generasi muda.

Kehadiran perwakilan dari pemerintah kota Padang, Kepala Kesbangpol Bapak Tarmizi Rajo Muli, juga memberikan semangat tersendiri. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan silaturahmi seperti ini sangat penting untuk menghimpun kembali kekerabatan yang mungkin belum terhubung, baik di ranah (Minangkabau) maupun di rantau (perantauan). Sinergi antara masyarakat dan pemerintah kota tentu akan berdampak positif pada pembangunan daerah.

Setelah rangkaian acara formal, kehangatan terus berlanjut dengan hiburan, santap siang (isoma), dan yang selalu menjadi favorit, "dendang Kim" berhadiah yang menambah semarak suasana.

Mendengar harapan dari ketua panitia, Bapak Gusli, agar acara silaturahmi seperti Halal Bi Halal ini dapat terus terselenggara di masa depan, saya merasa optimis. Semangat kebersamaan yang terpancar hari ini adalah modal yang sangat berharga untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya Minang di tengah arus globalisasi. Sebagai bagian dari komunitas Masyarakat Minang Suku Jambak, saya bangga melihat bagaimana semangat "mangumpuan nan taserak, manjapui nan tatingga" benar-benar terwujud pada hari yang penuh berkah ini. Semoga ikatan persaudaraan ini akan terus terjaga dan semakin kuat dari waktu ke waktu. (Emi) 


Topik Terkait

Baca Juga :