Dibalik Aspal Retak Padang: Suara Lirih Warga dan Panggilan Jiwa untuk Pejabat
PADANG - 8 APRIL 2025 – Di tengah hiruk pikuk denyut Kota Padang, terselip keluh kesah warga yang mungkin terdengar sayup di telinga para pemangku kebijakan. Jalanan yang menjadi urat nadi kehidupan sehari-hari, di beberapa sudut kota, justru menghadirkan cerita duka. Kerusakan yang tak kunjung tersentuh perbaikan, seolah menjadi saksi bisu atas harapan warga yang belum sepenuhnya terjawab.
Rasa kecewa ini menggema hingga ke telinga organisasi kewartawanan Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI). Mereka tak tinggal diam melihat lambannya respons Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Padang terhadap rintihan masyarakat ini. Bagi KJI, ini bukan sekadar soal jalan rusak, tetapi soal kepekaan hati seorang pelayan publik.
"Hati nurani mana yang tak terusik melihat kondisi ini? Seharusnya, jika seorang Kepala Dinas (Kadis) memiliki kepekaan, ia akan segera berlari, bukan berjalan lambat," ungkap Mukhtisar, juru bicara dan juga founder KJI, dengan nada prihatin. Ia menambahkan, "Memperbaiki dan merawat jalan itu amanah, bagian dari tugas suci mereka melayani rakyat."
Lebih jauh, KJI memandang persoalan ini sebagai cerminan integritas. Mereka khawatir, sikap kurang tanggap dari segelintir pejabat bisa menjadi batu sandungan bagi mimpi besar Kota Padang. Visi dan niat baik yang pernah dicanangkan oleh pemimpin kota, seperti yang pernah diusung Wako Fadly Amran dan Wawako Maigus Nasir (sebagaimana disebut dalam pernyataan KJI), bisa ternoda oleh kinerja aparat yang tak sejalan.
"Jangan sampai cita-cita luhur untuk Padang tercinta ini terganggu hanya karena ada pejabat yang integritasnya terbatas, yang hatinya tak tersentuh keluhan warganya," tegas Mukhtisar.
Oleh karena itu, KJI menitipkan pesan mendalam kepada kepemimpinan Kota Padang saat ini: untuk meninjau kembali, mengevaluasi dengan hati nurani, para pejabat yang dipercaya mengemban amanah. Ini bukan sekadar evaluasi kinerja, tetapi panggilan jiwa agar setiap kebijakan dan tindakan benar-benar berpihak pada harapan dan kebutuhan masyarakat Padang. Sebab, jalan yang mulus bukan hanya soal aspal, tapi soal kelancaran denyut kehidupan dan kebahagiaan warganya. (And)