Sentuhan Qolbu di Bumi Minang: Pesan Ramadan Penuh Makna dari Prof. Fauzi Bahar

PADANG - 16 MARET 2025 - Di tengah syahdunya suasana bulan suci Ramadhan di ranah Minang, sebuah seruan tulus menyentuh relung hati dari Prof. Dr. H. Fauzi Bahar, M.Si. Sebagai tokoh terkemuka dari Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat, beliau dengan penuh kearifan mengajak seluruh umat Islam untuk merajut kembali kehangatan persaudaraan melalui amalan saling memaafkan.

Di kota Padang yang kita cintai ini, di mana tradisi dan nilai-nilai agama terjalin erat, Prof. Fauzi Bahar mengingatkan bahwa esensi Ramadhan jauh melampaui ibadah puasa semata. Bulan yang penuh berkah ini adalah saat yang tepat untuk membersihkan hati dari debu-debu khilaf dan salah, mengikis habis dendam dan prasangka, serta membuka pintu maaf selebar-lebarnya bagi sesama.

"Dibulan Ramadhan yang penuh berkah ini hendaklah kita sesama makhluk Allah saling ma'af memaafkan diantara satu dengan yang lainnya," demikian untaian kata bijak yang beliau sampaikan. Pesan ini bagaikan embun pagi yang menyegarkan jiwa, mengajak kita untuk merenungkan betapa rapuhnya diri ini tanpa keikhlasan dan betapa indahnya hidup ini dalam balutan maaf.

Sosok Prof. Fauzi Bahar, yang juga dikenal sebagai pionir dalam gerakan pemakaian jilbab dan penggerak program Asmaul Husna di Kota Padang, memahami betul kedalaman makna Ramadhan. Beliau menggarisbawahi bahwa bulan ini adalah anugerah terindah bagi umat Islam, di mana pintu ampunan dan keberkahan terbuka lebar. Kewajiban berpuasa, turunnya Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup, hadirnya malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan, serta kewajiban menunaikan zakat fitrah, semuanya menjadi penanda keistimewaan bulan ini.

Dalam pesannya yang menyentuh qolbu, Prof. Fauzi Bahar juga mengajak untuk menghidupkan Ramadhan dengan amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT dan sesama manusia. Beliau menekankan pentingnya menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan, menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan shalat tarawih dan qiyamul lail, memperbanyak membaca dan merenungkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, serta tidak melupakan kewajiban berbagi melalui zakat fitrah dan sedekah kepada mereka yang membutuhkan.

Seruan tulus dari Prof. Fauzi Bahar ini bukan hanya sekadar nasihat, namun juga merupakan cerminan dari kearifan budaya Minangkabau yang menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan gotong royong. Di bulan Ramadhan yang mulia ini, mari kita jadikan pesan beliau sebagai suluh yang menerangi hati kita, membimbing kita untuk saling memaafkan dengan setulus hati, dan mempererat tali silaturahmi demi meraih keberkahan yang hakiki. Semoga sentuhan qolbu dari bumi Minang ini mampu menginspirasi kita semua untuk menjadikan Ramadhan kali ini sebagai momentum introspeksi dan pembersihan diri yang mendalam.

Editor: Andarizal


Topik Terkait

Baca Juga :