Dokter Alex Nuburi: Pelita Kesehatan dari Timur, Menembus Kelamnya Tantangan Papua

Di jantung Kota Semarang, di kompleks Akademi Kepolisian yang megah, bersemi sebuah asa. Seorang pemuda berdarah Papua, dr. Alex Stendly Nuburi, tengah menapaki jalan pengabdian, merajut mimpi untuk menerangi tanah kelahirannya dengan cahaya kesehatan. Bukan sekadar dokter, ia adalah pelita yang hendak menembus kelamnya tantangan di Bumi Cenderawasih.

Lulus dari fakultas kedokteran pada tahun 2022, Alex tak memilih jalan kemilau di kota besar. Ia pulang, mengabdikan diri di RS Mitra Masyarakat, Timika, lalu berlayar ke Puskesmas Arbais, Kabupaten Sarmi. Di sana, ia berhadapan dengan kenyataan pahit: akses jalan yang bagai urat nadi yang terputus, memisahkan pasien dari pertolongan.

"Delapan jam di jalan berkerikil, nyawa pasien kritis terombang-ambing," tuturnya, suaranya bergetar menahan perih. "Banyak yang gugur di perjalanan, sebelum tiba di pelukan rumah sakit."

Kabupaten Sarmi, dengan 13 puskesmas yang tersebar, bagai pulau-pulau kecil yang terisolasi. Infrastruktur yang rapuh, bagai jembatan reyot yang nyaris runtuh, menghambat laju pertolongan. Namun, Alex tak gentar. Ia tahu, di balik keterbatasan, ada harapan yang menyala.

"Tenaga medis di sana sangat dibutuhkan," ujarnya, matanya berbinar. "Sebagai perwira Polri, saya akan lebih leluasa menjangkau mereka yang terpinggirkan."

Oktober 2024, Alex mendaftar SIPSS, menantang takdir untuk mengukir sejarah. Dengan bekal sertifikasi Advance Trauma Life Support (ACS), ia siap menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan nyawa.

"Usia saya sudah 30 tahun," katanya, "tapi semangat saya tak pernah padam. Saya ingin melayani kesehatan di Papua, hingga napas terakhir."

Kisah Alex Nuburi adalah simfoni pengabdian, melodi yang mengalun di tengah sunyi. Ia adalah bukti bahwa di balik keterbatasan, ada kekuatan besar yang siap mengubah dunia. Ia adalah pelita dari timur, yang akan terus bersinar, menerangi Papua dengan cahaya kesehatan.

Editor: Andarizal


Topik Terkait

Baca Juga :