Dari Angkot ke Gedung Dewan: Kisah Transformasi Mastilizal Aye, Sang Wakil Rakyat dari Kota Padang
Di tengah hiruk pikuk Kota Padang yang berdenyut, di antara kemacetan jalanan dan suara klakson angkot yang bersahutan, ada sebuah kisah inspiratif yang terukir. Kisah tentang seorang pria bernama Mastilizal Aye, yang sembilan tahun lamanya setia mengantarkan penumpang dari satu titik ke titik lain sebagai sopir angkot. Siapa sangka, takdir membawanya melampaui kemudi dan jalanan aspal, mengantarkannya duduk di kursi empuk Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang, bahkan kini menjabat sebagai salah satu pimpinannya.
Tahun 2000 hingga 2009 adalah lembaran hidup Aye yang diwarnai dengan rutinitas seorang sopir angkot. Setiap pagi, mentari terbit menjadi saksi dimulainya perjuangannya mencari nafkah di jalanan Padang. Panas terik dan hujan deras adalah teman setia, mengiringi langkahnya mengumpulkan rupiah demi rupiah. Namun, di balik profesinya yang sederhana, tersimpan jiwa sosial yang besar dan ketertarikan pada urusan banyak orang.
Aye bukanlah sosok penyendiri. Ia gemar berkumpul, berdiskusi, dan terlibat dalam kegiatan organisasi. Jiwa organisatorisnya tumbuh subur, mengantarkannya aktif di berbagai wadah masyarakat. Mulai dari Organda, organisasi yang menaungi para pengusaha angkutan darat, hingga Askot PSSI Kota Padang, organisasi yang bergerak di bidang sepak bola. Di kedua organisasi ini, bukan hanya sekadar menjadi anggota biasa, Aye dipercaya memegang tampuk kepemimpinan sebagai ketua.
Pergaulannya yang luas dan keterlibatannya dalam organisasi membuka matanya pada realitas kehidupan masyarakat Kota Padang, terutama mereka yang berada di lapisan bawah. Sebagai sopir angkot, ia bersentuhan langsung dengan berbagai keluhan, harapan, dan kebutuhan masyarakat. Ia menjadi pendengar setia cerita-cerita getir tentang sulitnya ekonomi, masalah infrastruktur, hingga aspirasi yang tak tersampaikan. Dari sinilah, benih ketertarikan pada dunia politik mulai tumbuh di hatinya.
Aye menyadari bahwa untuk benar-benar mewakili dan memperjuangkan aspirasi masyarakat yang selama ini ia dengar dan rasakan, ia harus terjun langsung ke ranah kebijakan. Maka, dengan keberanian dan tekad yang bulat, ia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif DPRD Kota Padang melalui Partai Gerindra. Langkah ini tentu bukan tanpa tantangan. Dari seorang sopir angkot, ia harus bertransformasi menjadi figur publik yang mampu meyakinkan masyarakat untuk memilihnya.
Namun, modal sosial yang ia bangun melalui organisasi dan profesinya sebagai sopir angkot menjadi kekuatan tersendiri. Masyarakat yang mengenalnya, yang pernah menjadi penumpangnya, atau yang pernah berinteraksi dengannya di organisasi, memberikan dukungan penuh. Hasilnya, Aye berhasil meraih kursi di DPRD Kota Padang, sebuah pencapaian luar biasa yang mengantarkan babak baru dalam hidupnya.
Periode pertama di DPRD menjadi masa pembelajaran dan adaptasi bagi Aye. Ia belajar seluk beluk dunia politik, memahami mekanisme pemerintahan daerah, dan memperdalam pemahaman tentang permasalahan Kota Padang. Ia tidak melupakan akar rumputnya. Aspirasi masyarakat kelas bawah tetap menjadi fokus perjuangannya. Kinerjanya yang dinilai baik dan dedikasinya yang tinggi, mengantarkannya kembali terpilih untuk periode kedua. Bahkan, kali ini, ia mendapatkan amanah yang lebih besar, dipercaya sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Padang.
Di periode keduanya ini, dengan jabatan yang lebih tinggi, Aye semakin bersemangat untuk memberikan pengabdian terbaik bagi masyarakat Kota Padang. Ia menyadari masih banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan, baik secara individu maupun kelembagaan. Masalah banjir yang kerap melanda kota, isu zonasi pendidikan yang belum tuntas, tawuran antar pelajar yang meresahkan, serta upaya peningkatan ekonomi masyarakat melalui pariwisata dan UMKM menjadi prioritasnya.
Aye bertekad untuk berkolaborasi dengan pemerintah kota, serta melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari ninik mamak, bundo kandung, hingga tokoh masyarakat, untuk mencari solusi terbaik dan mempercepat penyelesaian masalah-masalah tersebut. Ia ingin memastikan bahwa aspirasi masyarakat, terutama mereka yang selama ini kurang terdengar, dapat terakomodasi dan diperjuangkan di Gedung Dewan.
Kisah Mastilizal Aye adalah cerminan bahwa jalan hidup seseorang tidak selalu lurus dan mudah ditebak. Dari balik kemudi angkot, ia membuktikan bahwa dengan ketekunan, kepedulian, dan semangat berorganisasi, siapapun bisa meraih mimpi dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Kini, sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Padang, Mastilizal Aye terus melangkah, membawa aspirasi rakyat, dan berjuang untuk kemajuan Kota Padang yang lebih baik dan membanggakan.
Padang, 14 Maret 2025
Penulis: Andarizal