Jepang Tinjau Dampak Erupsi Marapi, Pelajari Pengendalian Erosi
PADANG, SUMATERA BARAT – 22 FEBRUARI 2025 - Japan Society of Erosion Control Engineering (JSECE) bersama dengan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata (MLIT) Jepang, Institut Penelitian Pekerjaan Umum (PWRI), dan Pusat Teknik Tanah Longsor (STC) melakukan kunjungan lapangan ke lokasi terdampak erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari dampak bencana dan berbagi pengalaman terkait pengendalian erosi.
Kunjungan yang berlangsung selama empat hari ini difasilitasi oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dan didampingi oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Padang serta Balai Teknik Sabo Kementerian Pekerjaan Umum. Rombongan meninjau langsung kondisi di kawasan Sungai Batang Anai, Batang Katik, dan Batang Malana yang mengalami kerusakan akibat erupsi.
"Kami merasa terpanggil untuk melihat langsung dampak erupsi Gunung Marapi dan mempelajari bagaimana penanganan erosi dilakukan di sini," ujar perwakilan JSECE dikutip dari instagram BWSS- V Padang. "Pengalaman ini sangat berharga bagi kami untuk berbagi pengetahuan dan meningkatkan upaya pengendalian erosi di masa depan."
Selama kunjungan, tim JSECE mengamati secara detail kondisi geologis dan hidrologis di lokasi terdampak. Mereka juga berdiskusi dengan para ahli dari BWS Sumatera V dan Balai Teknik Sabo untuk memahami strategi penanganan yang telah dilakukan.
"Kami sangat mengapresiasi kunjungan dari JSECE dan tim Jepang lainnya," kata Kepala BWS Sumatera V Padang. "Kerja sama ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas kami dalam penanggulangan bencana, khususnya dalam pengendalian erosi akibat erupsi gunung berapi."
Kunjungan lapangan diakhiri dengan diskusi hasil temuan di kantor BWS Sumatera V Padang. Para ahli dari kedua negara bertukar informasi dan pengalaman, serta merumuskan rekomendasi untuk penanganan erosi yang lebih efektif.
Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama antara Jepang dan Indonesia dalam penanggulangan bencana, serta meningkatkan upaya pengendalian erosi di wilayah rawan bencana. (And?/Rul)