Dari Kumuh Jadi Kebanggaan: Transformasi Dramatis SMKN 1 Simpati Pasaman
SUMBAR - 30 JANUARI 2025 - SMKN 1 Simpati, yang terletak di Simpang Alahan Mati, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, telah mengalami transformasi yang luar biasa. Sekolah yang dulunya kumuh dan tidak terawat, kini telah berubah menjadi kebanggaan warga sekitar.
Sebelumnya, kondisi SMKN 1 Simpati sangat memprihatinkan. Bangunan sekolah dan fasilitasnya tampak tidak terawat dan rusak. Lingkungan sekolah pun terlihat kumuh dan tidak nyaman. Hal ini tentu sangat mengganggu proses belajar mengajar dan membuat siswa tidak betah berada di sekolah.
Dengan semangat serta adanya dukungan dari pihak dinas terkait, SMKN 1 Simpati telah berbenah diri. Fasilitas yang rusak diperbaiki, lingkungan sekolah dibersihkan dan ditata, serta bangunan-bangunan yang kumuh dicat ulang. Transformasi ini dilakukan secara bertahap, namun hasilnya sangat signifikan.
Kini, SMKN 1 Simpati telah berubah menjadi sekolah yang nyaman dan modern. Fasilitas-fasilitasnya lengkap dan berfungsi dengan baik. Lingkungan sekolah pun terlihat asri dan bersih. Perubahan ini tentu sangat dirasakan oleh siswa dan guru. Mereka menjadi lebih semangat dalam belajar dan mengajar.
Transformasi SMKN 1 Simpati tidak hanya berdampak pada warga sekolah, tetapi juga pada masyarakat sekitar. Sekolah ini menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Kabupaten Pasaman. Banyak orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di SMKN 1 Simpati karena melihat perubahannya yang drastis.
Kisah transformasi SMKN 1 Simpati adalah kisah inspiratif tentang semangat perubahan. Kerja keras dan dukungan dari pihak terkait, sekolah yang dulunya kumuh bisa berubah menjadi kebanggaan. Kisah ini juga menjadi bukti bahwa pendidikan yang berkualitas bisa diwujudkan di mana saja, asalkan ada kemauan dan kerja keras.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat. Drs. Barlius, M.M saat dihubungi awak media mengakui bahwa, kondisi SMKN 1 Simpati, dulunya memang sangat jauh dari kata layak.
“Untuk pemeliharaan agak bermasalah karena jumlah siswa menurun, sehingga dana BOS untuk pemeliharaan juga kecil, sedangkan yang harus dipelihara banyak. Sumbangan komite juga terbatas.”
Meskipun demikian, tapi kepsek berupaya membenahinya. Sekarang tidak seperti itu lagi, sudah berubah. Kecuali ruang RPL, kita upayakan bisa tahun kini dengan anggaran DAK, ujar Barlius.
Semoga transformasi SMKN 1 Simpati ini bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain. Mari kita terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sumbar, agar semua anak bangsa bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas, harap Barlius. An