Diikuti 30 Peserta, Forum Ilmiah BIPA Bahas Internasionalisasi Bahasa Indonesia

PADANG PANJANG - Sebanyak 30 peserta yang berasal dari perguruan tinggi, lembaga pemerintah, dan lembaga budaya di Kota Padang Panjang ikuti Forum Ilmiah Pegiat dan Pengajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) yang berlangsung di Lantai III Gedung Rektorat Institut Seni Indonesia (ISI).
Dibuka PJ Wali Kota, Sonny Budaya Putra, AP, M.Si, Rabu (23/10/2024), forum ini diharapkan menjadi langkah baru untuk pengembangan pendidikan, terutama dalam bidang bahasa. 
“Keikutsertaan Padang Panjang sebagai kota pendidikan dapat dijadikan awalan untuk pengembangan daerah kita agar dapat bersaing secara global, dari segi bahasa, budaya, ekonomi dan lainnya,” ujar Sonny.
Kegiatan yang berlangsung 23-24 Oktober 2024 ini, diselenggarakan Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat bersama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) dan ISI Padang Panjang. 
Forum ini menghadirkan narasumber Staf Khusus Hubungan Luar Negeri Universitas Fort De Kock Bukittinggi, Drs. H. Gusrizal Datuak Salubuak Basa. Diskusi berfokus pada perkembangan BIPA di Australia dan Indonesia serta pendalaman pengajar BIPA mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengajar penutur asing
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat, Dr. Eva Krisna, M.Hum menyampaikan, BIPA telah menjadi program mendunia. Ada 52 pusat pelayanan bahasa Indonesia di perguruan tinggi dunia, menjadikan bahasa Indonesia bahasa resmi ke-10 yang diakui UNESCO.  
“Program ini diharapkan bisa mendukung upaya internasionalisasi bahasa Indonesia, sebagaimana prinsip yang Balai Bahasa terapkan, Trigatra. Mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing,” ungkapnya.
Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu ISI, Dr. Selvi Kasman, S.Sn, M.Si menyampaikan harapannya agar program BIPA bisa terus berlanjut menjadi jembatan kerja sama antara kampus dengan Balai Bahasa.
Ia juga berharap Padang Panjang dapat menjadi pusat pengembangan bahasa Indonesia di berbagai lapisan, baik di instansi pendidikan maupun pemerintahan. (mg/aisyah/farrel)

Topik Terkait

Baca Juga :